Kebutuhan Protein Yang Harus Dijaga Untuk Ayam




Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian tubuh ayam, mengganti jaringan-jaringan tubuh yang rusak, serta untuk berproduksi. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan kebutuhan protein pada ayam bibit.

Faktor-faktor tersebut diantaranya :
  • Ukuran dan bangsa ayam, 
  • Temperatur keliling, 
  • Sistem perkandangan, 
  • Ruang tempat makan per ekor ayam, 
  • Kedalaman tempat makanan yang dijalankan otomatis, 
  • Luas ruang untuk ayam, 
  • Bagus tidaknya potong paruh (bila hasil potong paruh belum baik, sebelum ayam berumur 12 minggu dapat dilakukan potong paruh ulang), 
  • Air minum dingin dan bersih, 
  • Tingkat penyakit di dalam kandang, serta 
  • Kandungan energi di dalam ransum. 
Bila semua faktor tersebut dapat diatasi maka faktor yang biasanya mempengaruhi konsumsi makanan adalah sebagai berikut.

  • Ukuran dan Ras ayam
    Ras ayam yang berat (tipe berat) mengonsumsi makanan jauh lebih banyak dibandingkan dengan ayam tipe ringan. Penyebabnya adalah ayam tipe berat membutuhkan lebih banyak energi dan protein untuk hidup pokok. 
  • Efek temperatur lingkungan
    Konsumsi ransum di tempat bersuhu dingin lebih banyak dibandingkan dengan tempat bersuhu panas. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan protein (gram) yang sama per hari di tempat bertemperatur panas diperlukan persentase protein yang lebih tinggi. 
  • Energi di dalam pakan
    Ayam akan memenuhi energi sesuai dengan yang diperlukan. Bila energi di dalam ransum rendah, ayam akan makan lebih banyak. Begitu pula bila kandungan energi ransum tinggi, akan mengurangi jumlah makanannya. 
  • Tahap produksi
    Pada tahap produksi dengan kapasitasyang tinggi diperlukan tingkat konsumsi protein yang lebih tinggi pula sebab untuk membentuk telur juga diperlukan protein. Menurut Card dan Nesheim, sebutir telur mengandung 12% protein. Dengan demikian, telur seberat 56 gram yang dihasilkan oleh ayam berumur 21—41 minggu mengandung 6,7 gram protein. 

Telur seberat 62 gram yang dihasilkan oleh ayam berumur 42—75 minggu mengandung 7,4 gram protein. Protein kasar yang diperlukan untuk ayam tergantung pada fase hidup ayam.

Selain persentase total kandungan protein di dalam makanan, perlu dilihat juga keseimbangan asam-asam aminoyang membentuk protein tersebut. Asam amino tersebut ada sebanyak 22 Macam , tetapi tidak semuanya dapat disintesis di dalam tubuh ayam.

Asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ayam dinamakan asam amino esensial. Untuk memenuhi kebutuhannya, harus ditambahkan lewat ransum yang diberikan ke ayam. Asam amino esensial tersebut adalah arginin, lisin, histidin, leusin, isoleusin, valin, metionin, treonin, triptofan, dan fenilalanin.

Untuk menjaga keseimbangan asam-asam amino tersebut, penyusunan ransum dianjurkan terdiri dari berbagai macam bahan baku. Dengan demikian, kekurangan suatu asam amino dapat ditutup oleh asam amino yang diperoleh dari bahan lain.

Berdasarkan sumbernya, protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein yang berasal dari hewan (protein hewani) dan protein yang berasal dari tanaman (protein nabati).


a) Protein hewani







Sumber protein hewani antara laintepung ikan, hasil ikutan daging dari pejagalan (meat scrap), dan susu bubuk kering. Protein yang berasal dari hewanyang mempunyai nilai hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang berasal dari tanaman.

Faktor–faktor yang menyebabkan superioritas protein hewan adalah sebagai berikut :

  • Tingkat Ca dan P yang berasal dari tulang dalam suplemen protein hewan.
  • Vitamin B kompleks, terutama riboflavin, yang terdapat dalam susu bubuk dan hasil ikutan mentega (whey).
  • Vitamin B12 yang terdapat di dalam semua bahan makanan yang berasal dari hewan, tetapi tidak terdapat dalam makanan.
  • Asam amino metionin dan Lisin yang terdapat di dalam protein hewani (ikan, telur, dan susu) jumlahnya jauh lebih banyak dari protein nabati.




b) Protein nabati




Protein nabati berasal dari tanaman. Komposisi asam amino esensial dari beberapa komponen sumber protein nabati. Komposisi protein yang dianjurkan dalam penyusunan ransum adalah 1/3 bagian berupa protein hewani dan 2/3 bagian berupa protein nabati.


Pada ayam - ayam petelur, defisiensi protein atau sebuah asam amino esensial yang ringan hanya dapat menyebabkan penurunan besar telur. Bila defisiensi protein atau sebuah asam amino esensial menjadi menghebat, produksi telur menjadi sangat menurun.


Ayam menjadi kekurangan berat badan dan terjadi molting (luruh bulu). Defisiensi protein atau asam amino yang hebat menyebabkan luruh bulu keseluruhan dan produksi telur sama sekali terhenti disertai rusaknya jaringan-jaringan tubuh dan kehilangan berat badan.

Efek Buruk Kelebihan Asam Amino

Kelebihan asam amino esensial atau protein pun dapat memberikan efek negatif, yaitu terjadi penurunan pertumbuhan yang ringan, penurunan penimbunan lemak tubuh, dan kenaikan tingkat asam urat di dalam darah.

Selain itu, dapat pula mengakibatkan litter menjadi basah yang disebabkan oleh banyaknya konsumsi air untuk mengeluarkan kelebihan asam urat di dalam darah.

Kelebihan vitamin dapat pula menyebabkan kelenjar adrenal membesar dan produksi kortikosteroid meningkat. Sumber protein nabati antara lain bungkil kacang tanah, bungkil kacang hijau, bungkil kacang kedelai, dan bungkil kelapa.

Comments

Popular posts from this blog

Petarung Langka Asal Indonesia Ayam Banten

Jangkrik untuk Pakan Ayam Aduan